Selasa, 30 September 2014

KEGIRANGAN WARGA SEIRING RABAT BETON



KEGIRANGAN WARGA SEIRING RABAT BETON
By. Herman Silla
(FK Pinu Pahar)

Pesona kicauan burung sejagat seiring datangnya mentari pagi telah terdengar indah oleh segenap penghuni desa Mahaniwa. Kesibukan sebagian kepala Ibu Rumah Tangga pada lahan dapur kian memecah keheningan pagi. Hari itu adalah hari Rabu, tanggal 19 Februari 2014. Pelaksanaan  MDST untuk kegiatan RABAT BETON T.A 2013 akan segera terlaksana. Seluruh warga desa telah menyiapkan diri untuk menghadiri kegiatan termaksud. Kegirangan dan kebahagiaan segenap warga terpampang pada senyuman setiap wajah. Kerinduan yang terpendam untuk segera memanfaatkan jalan RABAT BETON kian mendesak. Waktu palaksanaan MDST sudah dinantikan dengan sabar. Terdengarlah suara ajakan dan panggilan antar warga guna meringankan langkah menuju tempat musyawarah yang telah ditentukan. Dan tibalah waktunya, pelaksanaan MDST terhadap kegiatan RABAT BETON pun berjalan. Tampak seluruh warga mengikuti seluruh rangkaian kegiatan MDST dengan penuh antusias hingga selesai. Laporan pertanggung Jawaban TPK pun diterima oleh seluruh warga masyarakat dan kegiatan jalan RABAT BETON T.A 2013 di Desa Mahaniwa secara resmi diserah terimakan kepada Pemerinta Desa atas nama masyarakat untuk segera dimanfaatkan, dengan volume: 520 meter dan alokasi dana APBN (BLM) sebesar, Rp. 185.000.0000,- 
 

Saat ini jalan RABAT BETON telah dimanfaatkan Warga masyarakat Desa Mahaniwa. Pembangunan jalan RABAT BETON tersebut sesungguhnya merupakan langkah realisasi terhadap usulan seluruh warga Desa Mahaniwa pada saat MDP/MUSRENBANGDES Tahun 2012 (Perencanaan untuk Tahun 2013). Usulan pembuatan jalan RABAT BETON ini dinyatakan layak karena sangat mendesak dan bermanfaat seturut kriteria penilaian PNPM-MPd. Mendesak karena jalur yang telah dbangun RABAT BETON saat ini merupakan satu-satunya jalur yang dilalui oleh sebagian besar warga masyarakat desa Mahaniwa. Ketika datangnya musim hujan setiap tahun, yaitu pada bulan Oktober hingga bulan April, maka jalur tersebut sangat sulit dilewati baik oleh pejalan kaki (on foot) maupun oleh kendaraan beroda dua/roda empat (by cycle or by bus/truck). Bermanfaat karena jalur tersebut sudah seiyogianya digunakan oleh seluruh warga masyarakat untuk pelbagai kebutuhan, antara lain untuk kebutuhan pendidikan (komunitas sekolah), untuk perputaran ekonomi masyarakat (penjualan hasil pertanian dan perkebunan masyarakat). Dengan selesai dibangunnya RABAT BETON, maka akses jalan untuk tujuan pendidikan dan peningkatan ekonomi masyarakat menjadi semakin optimal. Adapun dari total jumlah penduduk  desa Mahaniawa sebanyak:  617 jiwa (data sensus tahun 2012), maka sebanyak 355 jiwa telah dilayani dengan pembangungan jalan RABAT BETON. Ditinjau dari segi partisipasi,  harus dibenarkan bahwa selesainya pembangunan jalan RABAT BETON T.A 2013 tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat pada umumnya dan kelompok pemanfaat langsung pada khususnya. Hal ini telah terlihat jelas sejak awal, yaitu ketika MD III- MD Informasi (Versi PTO lama-2009) dilaksanakan. Ketika itu, segenap masyarakat mengambil kata sepakat untuk terlibat secara langsung, baik melalui swadaya individu dan kelompok maupun terlibat sebagai pekerja jalan RABAT BETON (dalam daftar HOK). Mereka bersatu padu satu sama lain dengan komando tunggal Tim Pengelola Kegiatan (TPK) guna menyukseskan pekerjaan RABAT BETON. Semangat persatuan untuk membangun desa/kampung tentunya menjadi inspirasi dalam penyelesaian pekerjaan RABAT BETON. Bpk. Hiwa Tana Ndima, seorang tokoh masyarakat (Tomas) dan Bpk. Yulius K. Maramba Djawa, selalu TPK senada mengungkapkan bahwa ada sebuah pepatah inspiratif tua dari para leluhur yang selalu ditanamkan kepada setiap hati dan budi masyarakat desa Mahaniwa sebelum memulai suatu pekerjaan. Pepatah itu berbunyi sebebagai berikut:
“Windu kaula winu, la winu rohu kaula tibu. Kata lipit pakahang mbulo mapang mbulung.”  
Artinya: ‘Hai segenap penguhuni desa Mahaniwa, Marilah kita bersatu pikir, kata dan langkah untuk membangun tanah tumpah darah kita”

Demikian dengan pepatah di atas, pekerjaan RABAT BETON pun dapat diselesaikan tepat pada waktunya, lanjut Bpk. Hiwa Tana Ndima dengan rasa banga.   

Manfaat edukatif dan ekonomis
Bpk. Elia Hama Tara adalah kepala desa Mahaniwa ke 3 menuturkan bahwa pembanguanan jalan RABAT BETON sesungguhnya sangat bermanfaat dan membantu akses pendidikan dan ekonomi warga masyarakat. Berikut adalah uaraian terhadap manfaat edukatif dan ekonomis:
  • Manfaat edukatif lebih ditujukan kepada siswa/siswi Sekolah Dasar Negeri dan SMP Satu Atap (SATAP) yang memanfaatkan RABAT BETON setiap saat. Sebab sebelum pembangunan RABAT BETON, maka pada musim hujan sebagian besar siswa tidak dapat mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) karena lumpur tanah liat yang tidak bersahabat dan karenanya tidak dapat dilewati. Senada dengan Kepala Desa Mahaniwa, Kepala Sekolah Negeri Mahaniwa, Bpk. Amos Dima Meha, SPD dan Kepala Sekolah SMP Satu Atap (SATAP), Yunus Djara Lodu  pun mengatakan bahwa selama musim hujan, yaitu mulai bulan Oktober sampai bulan April proses belajar mengajar selalu terganggu karena hambatan lumpur bagi siswa/i untuk datang ke sekolah. Seringkali kegiatan belajar mengajar harus ditunda atau tidak berjalan karena sebagian besar siswa/i yang tidak hadir atau absen. Dengan adanya pembangunan RABAT BETON saat ini, maka kami yakin apabila kegiatan belajar akan semakin maksimal.         
  • Manfaat ekonomis, dimaksudkan pada perputaran ekonomi dari seluruh warga desa Mahaniwa yang memiliki mata percaharian petani. Bahwasannya Jalan RABAT BETON sesungguhnya telah dirindukan segenap petani selama ini. Sejak PNPM-MP masuk ke wilayah Kecamatan Pinu Pahar, mereka telah berharap dengan sabar untuk mendapat sentuhan pelayanan jalan RABAT BETON di desanya. Mereka memiliki potensi hasil produksi pertanian/perkebunan, namun selama ini belum dapat diakses keluar wilayah karena kondisi jalan yang belum bersabahat.  Bpk Elia Hama Tara selaku kepala Desa Mahaniwa pun membenarkan bahwa wilayah desa Mahaniwa memiliki potensi yang cukup menjanjikan bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Potensi dimaksud adalah hasil-hasil pertanian/perkebunan, antara lain: kopy, pinang, sirih, kemiri dan cengkeh serta padi. Hasil-hasil pertanian/perkebunan tersebut dapat diperdagangkan pada pasar Katikuwai (wilayah kecamatan tentangga), Ramuk (Pasar dalam wilayah kecamatan) dan Pasar Waingapu (pasar di kota kabupaten). Namun demikian, semua hasil produksi masyarakat belum dapat dibawa keluar untuk tujuan perdagangan karena jalan yang belum dibangun. Suarni Utang Djua, salah seorang tokoh masyarakat (Tomas Perempuan) pun menuturkan bahwa siapa saja tahu bahwa selama ini hasil-hasil pertanian/perkebunan belum  dapat diakses ke pasar setelah panen karena jalan tanah yang sangat berlumpur pada musim hujan. Akibatnya bahwa sebagian besar petani menjual hasil panenannya dengan sistem ijon. Para petani tentunya tidak dapat memakai cara lain untuk mengakses hasil ke luar wilayah desa kecuali pasrah dengan sistem ijon. Itulah sebabnya, ibu Suarni sungguh berterima kasih kepada PNPM-MP yang telah membantu secara langsung masyarakat desa Mahaniwa dengan pembangunan jalan RABAT BETON. Saat ini para petani sungguh bergembira dan bahagia dengan terbagunnya jalan RABAT BETON di wilayah mereka. Dan mewakili KPMD desa Wahaniwa, Deni Mehang Dabang juga merasa bangga dan gembira sekaligus yakin bahwa dengan adanya pembangunan RABAT BETON pada jalur jalan lumpur sebelumnya, maka masalah tidak teraksesnya hasil-hasil perkebunan/pertanian selama ini telah teratasi. Kegirangan tampak pada setiap wajah warga masyarakat desa Mahaniwa seiring RABAT BETON. Itulah seuntai frase yang sekiranya merangkum ekpresi wajah segenap masyarakat saat ini. 

   
Sekilas Profil Desa Mahaniwa
 
Desa Mahaniwa merupakan salah satu desa dari kecamatan Pinu Pahar, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa tersebut merupakan salah satu desa terpencil di seluruh wilayah Kabupaten Sumba Timur. Jarak tempuh dari desa tersebut ke ibu kota kecamatan, yaitu ± 25 km. Sementara jarak tempuh dari desa ke ibu kota kabupaten kabupaten, yaitu ± 160 km. Desa Mahaniwa merupakan desa pemekaran dari desa induk Ramuk. Wilayah desa Mahaniwa berbatasan langsung dengan Kecamatan Matawai Lapawu (bagian Timur), Desa Praing Kareha-Kecamatan Tabundung (bagian barat), Desa Ramuk (Bagian Utara), Desa Waikanabu-Kecamatan Tabundung (Bagian selatan). Desa Mahaniwa membawahi 3 dusun, 6 RW dan 12 RT, dengan jumlah penduduk, 617 jiwa. Mata pencaharian warga desa Mahaniwa adalah bertani. Potensi-potensi hasil pertanian/perkebunan adalah Kopy, Cengkeh, Pinang, Sirih, Kemiri, dan Padi.  Di samping itu terdapat aset ekonomis yang cukup maksimal, yaitu ternak hewan: sapi, kuda dan kerbau. Namun masih disayangkan kerana aset-aset ekonomis tersebut tidak selamanya dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup keluarga dan pendidikan. Aset-aset ekonomis dimaksud sebagian besar dimanfaatkan untuk urusan adat perkawinan, adat kematian dan lain sebagainya. Kondisi tersebut tentunya dapat dibenarkan oleh setiap pihak karena wilayah desa Mahaniwa termasuk salah wilayah yang dari segi kultur-adatnya masih kuat. Seluruh hidup dan kehidupan masyarakatnya masih bertumpuh pada adat.  

Secercah Harapan
            Desa Mahaniwa merupakan salah satu desa terjauh dari kabupaten  Sumba Timur dan cukup terisolasi. Akses infomasi dan komukasi untuk desa Mahaniwa masih belum bisa diharapkan. Ketika setiap orang berada di wilayah desa Mahaniwa, maka konsekwensinya adalah informasi dan komukasi harus tertunda bahkan terputus untuk sementara waktu. Namun demikian, seganap warga masyarakat desa Mahaniwa memiliki secercah harapan dengan hadirnya PNPM-MP dan PNPM GSC sejak tahun 2009 silam hingga sekarang. Pelbagai layanan telah mereka terima berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) melalui pelbagai pembangunan sarana prasarana dan penguatan modal bagi Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Sepak terjang PNPM melalui upaya pemandirian terhadap pelaku-pelaku dan masyarakat desa pun telah berjalan selama ini dan sebagian pelaku dan masyarakat telah memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya secara mandiri. Selanjutnya, dengan besarnya partisipasi masyarakat dalam setiap langkah pembangunan di desa menjadi harapan besar bahwa desa mahaniwa memiliki masa depan nan cerah. Pepatah dari para leluhurnya selalu tergiang pada setiap kuping warga desa mahaniwa, yaitu bahwa mereka harus selalu bersatu pikir, kata dan langkah untuk membangun tanah tumpah darahnya. Dengan semboyan PNPM-MPd mereka pun bersatu untuk berkumandang: AKU BANGGA MEMBANGUN DESAKU YANG TERCINTA. Inilah secercah harapan dari segenap masyarakat desa Mahaniwa untuk kemajuan dan pembagunan di wilayahnya.

Mahaniwa, 01 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar